Kamis, 24 Juli 2014

Beropak Ria di Hari Nan Fitri

Dalam hitungan hari menjelang lebaran, persiapan khas yang dilakoni sebagian ibu dan remaja putri adalah membuat aneka kue kering seperti nastar, kaastengel, kacang bawang, putri salju dll. Jenis kue-kue tersebut umum disajikan sebagai teman meminum teh, sirup atau kopi. Namun di keluarga saya yang bermukim di Purwokerto, ada satu camilan yang tak pernah terlewat di atas meja tamu, yaitu Opak Wonosobo.

"opak disajikan bersama kecap pedas..sangat pas!"

Opak yang satu ini telah lama ikut disertakan di antara deretan toples cantik. Ini berawal dari kiriman salah seorang saudara yang bermukim di Wonosobo. Ia mengenalkan satu snack khas dari kota mereka. Awalnya opak yang hadir berwujud lingkaran besar, lalu menyerupai perangko dan tahun ini berbentuk lonjong. 

"sebungkus opak ini bisa buat rame-rame" 
Saudara kami pun kerap menjadikan opak sebagai bingkisan oleh-oleh jika ada tamu dari luar kota mampir ke rumahnya di daerah Kalibeber, Kalianget. Opak singkong yang ringan, harga terjangkau (Rp 10.000/kg) dan bercitarasa gurih-memikat, menjadi bahan pertimbangan utama saat berkunjung ke kota sejuk ini. Jadi tak hanya manisan carica dan jamur saja lo yang patut dicoba dari Wonosobo. 

opak wonosobo yang masih mentah berbentuk lonjong
sayang ga punya dokumentasi opak perangko, unik banget lo bentuknya..

Berbicara soal kreatifitas, opak yang banyak digarap oleh kaum hawa di Wonosobo ini diciptakan berbeda daripada opak sampeu yang ada di Sukabumi atau daerah sekitar Jawa Barat. Opak Wonosobo terbuat dari singkong kupas yang telah dikukus, ditumbuk hingga halus dan diuleni bumbu rempah seperti bawang putih, garam, gula dan dicampuri irisan kucai. Opak rasa original tersebut, masih diminati hingga kini. Seiring waktu, menyesuaikan selera pasar, telah ada opak aneka rasa. Ada opak rasa nangka, anggur dan pandan hingga balado yang per bungkusnya Rp 13.000/kg. Jadi ga kalah sama penampilan makanan ringan yang menjamur di swalayan hehehe. 

proses pencetakan opak secara manual
sumber: http://nyong-wonosobo.blogspot.com/2013/07/
Lalu daerah mana sih yang sebenarnya menjadi sentra Opak Wonosobo???
Sekedar pengetahuan, Desa Kalibeber dan Kecamatan Sapuran adalah penghasil opak. Mereka menyebut opak jenis ini sebagai Opak Kucai. Alasannya ada kucai di dalam opak. Makanan ini dibuat dari bahan dasar singkong, yang direbus dan ditambah sedikit kucai serta garam secukupnya, lalu ditumbuk hingga halus, kemudian dipipihkan dan dijemur, setelah kering siap untuk digoreng dengan minyak panas hingga matang. 
Homeindustry opak menggiatkan masyarakat dan menghidupkan perekonomian desa. Kini Opak Wonosobo merambah hingga ke luar kota Wonosobo. Tampaknya geliat energi perekonomian Desa Kalibeber dan Kecamatan Sapuran begitu hebat. Mereka adalah modal terwujudnya ekonomi kreatif yang sedang digalakkan oleh Menteri Pariwisata dan Perekonomian Kreatif, Mari Elka Pangestu. 


 
opak bersanding dengan sup buah saat berbuka
Sebagai camilan, tentu opak dianggap umum di Wonosobo. Di rumah kami, opak adalah suguhan istimewa. Opak yang telah digoreng adalah camilan lintas generasi. Sangat disukai oleh anak-anak hingga orangtua. Mertua saya yang sudah sepuh (tua=78 tahun) masih senang dan gemar dengan opak ini. Rahasianya ternyata terletak pada kerenyahannya. Opak tidak keras saat dikunyah. Bumbunya pun pas dan tidak membuat eneg atau gatal di tenggorokan. Tentu aman dikonsumsi anak. Asal menggunakan minyak yang jernih saat menggorengnya.

opak gurih nan renyah jadi rebutan 
Proses penggorengan opak relatif cepat. Dengan api sedang dan minyak panas, opak akan melar dan matang. Opak tak perlu dijemur di bawah panas matahari dan opak yang mentah dapat disimpan selama berbulan-bulan di tempat yang kering dan tertutup rapat. 
Pernah nih, opak yang diberi oleh saudara menumpuk di lemari. Segera saya jemur dan pisahkan agar tidak saling melekat. Namun kondisi itu tak mengurangi rasa opak. Tetap enak, .. tak ada yang berubah.

saat proses penggorengan opak


opak yang telah matang, berwarna sedikit kecoklatan

Opak adalah tanda mata yang spesial. selain karena murah, harganya terjangkau, masyarakat selalu suka dengan opak. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Opak Wonosobo menjadi oleh-oleh saudara yang berkunjung ke Purwoketo. Saudara yang berdomisili di Wonosobo, kerap menjadikan opak sebagai cangkingan karena kami sekeluarga pun keranjingan dengan rasanya yang gurih dan renyah.. 
Jadi jika ingin bawa oleh-oleh Wonosobo, belilah opak dalam jumlah banyak! Opak bisa dibagi-bagi ke tetangga dan kerabat. .. pasti ga nolak deh hehehe

"tua muda teteup suka sama opak..Hidup Opak Wonosobo!"
Nah, di hari jadi Wonosobo yang ke 189 pada 24 Juli 2014 ini, tak ada salahnya jika mencicipi opak sambil bernostalgia dengan indahnya alam sejuk Wonosobo. Apalagi sambil menikmati bersama keluarga di hari yang fitri beberapa hari lagi..wuiiih, pasti seru dan menyenangkan!!
So,...buat pembaca yang belum sempat mencicipi opak, sempatkanlah membeli saat main ke Wonosobo! Opak Wonosobo tersedia di berbagai toko oleh-oleh, pasar hingga warung rumahan. Lebaran yang akan kita jelang pun bakal kriuuuk dengan hadirnya Opak Wonosobo.
Selamat Hari Jadi Wonosobo: Kota yang Indah dan Sejuk
 "Semoga Makin Maju dan Lestari dalam Mengembangkan Keanekaragaman Budaya"
Postingan artikel ini diikutsertakan dalam Giveaway #HariJadiWonosobo189 

Giveaway #HariJadiWonosobo189
Add caption

4 komentar:

  1. Opak itu sepertinya sama dengan "sermier" di daerahku Mbak.

    Selamat Idul Fitri 1435H, mohon maaf lahir dan batin yaa...

    BalasHapus
  2. Waah opaaaak, itu kalau di daerah saya solo-wonogiri disebut romeo, kalau romeo kayak gitu julietnya kaya apa ya, hahahahaa

    BalasHapus
  3. Kemarin kebetulan mampir ke Wonosobo...Pertama kali nyobain langsung suka sama cemilan satu ini... :)

    BalasHapus

tinggalkan jejakmu kawan! dan selamat bereksperimen!